Beberapa minggu yang lalu merebak kontroversi tentang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). Inti dari kontroversi tersebut adalah sebuah pertanyaan apakah SUTET berbahaya bagi kesehatan penduduk yang tinggal di sekitarnya atau tidak. Ada sebagian penelitian yang mengatakan bahwa tinggal di sekitar lokasi SUTET dapat menyebabkan kanker dan leukemia, tetapi tidak sedikit penelitian yang mengatakan hal tersebut sama sekali tidak berbahaya.
Mana yang benar? Informasi paling komprehensif tentang bahaya saluran tegangan tinggi di Internet dapat diperoleh dari Power Lines and Cancer FAQs yang dibuat oleh Dr. John Moulder, seorang peneliti di Medical College of Wisconsin. Tak kurang dari 520 buah hasil penelitian telah ditelaah oleh Dr. John Moulder untuk keperluan membuat FAQ tersebut.
Dari sekian banyak penelitian yang ia pelajari, John Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara kanker dan saluran tegangan tinggi.
Some studies have reported that children living near certain types of power lines (high-current distribution lines and high-voltage transmission lines) have higher than average rates of leukemia, brain cancers and/or overall cancer. The correlations are not strong, and the studies have generally not shown dose-response relationships. When power-frequency fields are actually measured, the association generally vanishes. Many other studies have shown no correlations between residence near power lines and risks of childhood leukemia , childhood brain cancer , or overall childhood cancer.
All but one of the newer studies of powerlines and either childhood leukemia or brain cancer have failed to show significant associations. The exception is a Canadian study which showed an association between the incidence of childhood leukemia and some measures of exposure.
With two exceptions all studies of correlations between adult cancer and residence near power lines have been negative. The exception are Wertheimer et al who reported an excess of total cancer and brain cancer, but no excess of leukemia; and Li et al who reported excess leukemia, but no excess breast cancer or brain cancer.
Di akhir dokumen ini, Moulder mencoba menjawab apakah ada resiko tinggal dekat dengan saluran tegangan tinggi. Jawabannya:
No absolute answers can be provided, but certain general conclusions can be drawn from the existing science:
There is a broad consensus in the scientific community that no causal association has been established between residential or occupational exposure to power-frequency fields, and human health hazards (including cancer).
There is a broad consensus that exposure to these fields has not been, and cannot be proven to be absolutely safe.
There is also a broad consensus that if there is a human health hazard, it is either very small or restricted to small subgroups; that is, that the possibility of a large and general hazard has been ruled out.
Regardless of the science, the public controversy remains. This is seen in the continuing litigation over cancers that are alleged to have been caused by exposure to power-frequency fields, and by the public opposition that meets almost all attempts to site or upgrade power lines. The public concern is sustained by uneven reporting on this issue by the mass media, by the inability of scientists to guarantee that no risk exists, and by statements from scientists and government officials that more research is needed. This public concern is further encouraged by lay-oriented books that allege that there has been a conspiracy to conceal the health risks of power-frequency fields [L11].
Sepertinya kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda dengan di luar negeri. Kontroversi aman atau tidaknya saluran tegangan tinggi juga tidak jauh berbeda, ada penelitian yang mendukung, dan juga penelitian yang tidak mendukung teori tersebut. Dan tentunya publik dan media massa cenderung lebih menyukai penelitian yang mendukung korelasi tersebut.
Penelitian yang paling sering dimuat media massa adalah hasil penelitian Dr. dr. Anies, M.Kes. bahwa resiko penduduk yang tinggal dekat SUTET lebih besar 5.8 kali daripada penduduk lainnya. Penelitian ini dituangkan pada buku karangannya Electrical Sensitivity. Sedangkan pendapat yang berlawanan diberikan oleh Corrie Wawolumaya.
Yang menarik adalah artikel Pikiran-Rakyat yang berjudul SUTET dan Perlindungan HAM:
Menurut WHO, potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat SUTET 500 kV, dapat terjadi pada sistem: (1) darah, (2) reproduksi, (3) syaraf, (4) kardiovaskuler, (5) endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas.
Saya tidak tahu sumber informasi tersebut, tetapi yang jelas WHO dalam halaman Electromagnetic fields and public health: extremely low frequency (ELF) mengatakan:
Available evidence suggests that, apart from stimulation arising from electric charge induced on the surface of the body, the effects of exposures of up to 20 kV/m are few and innocuous. Electric fields have not been shown to have any effect on reproduction or development in animals at strengths over 100 kV/m.
There is little confirmed experimental evidence that ELF magnetic fields can affect human physiology and behaviour at field strengths found in the home or environment. Exposure of volunteers for several hours to ELF fields up to 5 mT had little effect on a number of clinical and physiological tests, including blood changes, ECG, heart rate, blood pressure, and body temperature.
Sedangkan menurut artikel ElektroIndonesia Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di Bawah SUTET 500kVA mengatakan:
Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan listrik yang diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 5 kV/m, sedang hasil pengukuran dilapangan terbuka terhadap kuat medan listrik di bawah SUTET mencapai angka maksimum 4.78 kV/m (di Ungaran) pada titik sejarak 15 m, kecuali didaerah Cirata mencapai 17 kV/m tetapi ini merupakan tempat tebing dan curam yang tidak dilalui penduduk.
Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan magnet yang diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 0,5 mili Tesla, sedang seperti diuraikan diatas kuat medan magnet di bawah SUTET 500 kV (sic) dilapangan terbuka mencapai harga maksimum 0,036 mili Tesla (di Cirata) pada titik 0 m sejajar tower.
Artinya, menurut hasil pengukuran ElektroIndonesia dan hasil penelitian WHO tersebut, SUTET 500 kVA masih aman karena masih di bawah ambang yang diujikan oleh WHO.
Seperti yang dikatakan oleh John Moulder kontroversi ini rasanya akan terus berlanjut sampai ada penelitian yang membuktikan medan listrik dan medan magnet berbahaya, atau masyarakat belajar jika sains tidak dapat memastikan amannya kasus ini, atau sampai masyarakat dan media bosan dengan topik ini. Dua yang pertama kemungkinan tidak akan terjadi sedangkan yang terakhir bisa saja terjadi.
Saya sendiri secara pribadi tidak memiliki kemampuan untuk menyimpulkan apakah SUTET berbahaya bagi kesehatan atau tidak, dan mungkin pada saat ini kita tidak akan dapat mencapai kesimpulan apapun. Walaupun demikian saya tetap melihat bahwa isu ini sangat rentan untuk dipolitisasi maupun dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, terutama jika kejadian yang diberitakan oleh PLN memang benar terjadi.
Sumber: http://priyadi.net/archives/2006/03/09/kontroversi-salurantegangan-
tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar